Jawa Timur
Pasar Tradisional
Surabaya
Pasar Gembong Surabaya
Pasar Gembong adalah sebuah tempat perbelanjaan dengan barang dagangan yang sangat unik dan beragam di Surabaya. “Menu utamanya” berupa barang bekas, meski ada juga yang menjual barang baru. Di Surabaya, jika ada yang menyebut “Pasar Gembong”, maka yang pertama muncul di pikiran pasti barang bekas segala rupa. Pasar ini bisa ditemui berderet di sepanjang jalan Kapasari, atau jalan belok ke kanan dari arah Hi-Tech Mall (Ngaglik).Uniknya, persepsi mengenai dimana persisnya deretan pasar yang disebut ‘Pasar Gembong’ ini ternyata bermacam-macam. Baik dari para pedagangnya atau dari para pengunjung setianya, masing-masing punya versi pemahaman sendiri tentang letak Pasar Gembong ini.
Versi pertama - yang juga merupakan pemahaman mayoritas (terutama dari para pengunjung) - adalah pasar barang bekas yang berlokasi di sepanjang jalan Kapasari sampai belok masuk jalan Gembong Tebasan. Versi kedua, “Pasar Gembong” adalah pasar yang ada di dalam jalan Gembong Tebasan. Setelah kami selidiki, ternyata di dalam jalan Gembong Tebasan memang ada pasar sayur dengan plang resmi bertuliskan “Pasar Gembong”, padahal yang kami maksud adalah Pasar Gembong yang menjual barang bekas. Lucunya, jawaban versi kedua ini sering kita dapati kalau kita bertanya ke para pedagang yang beroperasi di sepanjang jalan Kapasari. Versi ketiga, “Pasar Gembong” adalah sepanjang jalan Kapasari, Gembong Tebasan, sampai Ngaglik sebelum rel. Wah, bingung juga ya! Tapi, di manapun sesungguhnya dan tepatnya “Pasar Gembong” ini, yang jelas tiga wilayah ini merupakan “ladang” harta karun perburuan barang bekas yang penuh kejutan.
Gembong 1: Area Kapasari
Mari kita mulai perburuan di surga barang bekas ini dari area yang paling padat pedagang, yaitu Gembong area Kapasari. Jika kita datang dari arah Hi-Tech Mall atau jalan Kusuma Bangsa, kita bisa melihat bahwa sisi kiri jalan lebih padat pedagang daripada sisi kanan jalan. Sisi kiri ini adalah ‘daerah kekuasaan’ pedagang, yang sudah dimulai dari awal jalan Kapasari, dan tidak terputus sampai sebelum rel. Berbeda dengan sisi kanan jalan yang lapak pedagangnya berjeda, tidak runtut dari ujung ke ujung. Seperti mayoritas pedagang Gembong di area lainnya, pedagang-pedagang disini tak kenal libur, mereka buka setiap hari.
Pada dasarnya, pasar Gembong memiliki
tingkat keramaian penjual dan pembeli yang berbeda-beda menurut waktu. Di hari
biasa, pasar ini ramai pada jam-jam sore sebelum maghrib untuk memanfaatkan jam
orang pulang dari kantor, pada akhir pekan lebih ramai lagi. Sementara di pagi
hari hanya ada beberapa penjual saja yang menggelar barang dagangannya.
Secara umum, direktori
barang-barang di area Kapasari ini sejenis dengan area Ngaglik, karena
sama-sama menjual “segalanya”. Bedanya, di Kapasari komposisi barang
dagangannya lebih konsisten daripada di Ngaglik. Dari hari ke hari, satu
lapak selalu menjual jenis barang yang sama. Jika hari ini menjual
perlengkapan rumah tangga, akan begitu seterusnya. Cara display barang
dagangan di area ini bermacam-macam. Sebagian besar menggelar terpal di
jalan dan menata barang dagangannya atau malah membiarkannya bertimbun
menggunung di atas terpal. Ada yang digantung berderet di tembok, ada yang
dipajang di mana saja tempat yang lowong, dalam bahasa Jawanya disebut pating
cerentel. Ada yang memiliki toko sendiri, tapi barang dagangannya tetap
agak keluar memakan badan jalan.
Pedagang pakaian bekas menggunakan
kapstok sebagai alat display-nya. Ada yang memisahkan
pakaian-pakaian sesuai jenisnya: sederet gantungan kapstok khusus celana jeans,
gantungan lainnya khusus jaket windbreaker, gantungan lainnya
khusus kemeja flanel, dan sebagainya.
Beberapa barang unik yang bisa ditemukan
di area Kapasari ini misalnya: frame kacamata bermodel lawas,
suku cadang kipas angin (bagian mana pun, bahkan beli tutup baling-balingnya
juga boleh), perkakas pertukangan yang tak kalah dengan di supermarket, babywalker dan
kereta bayi bekas, sepeda tersedia mulai sepeda anak sampai sepeda
dewasa, fixie atau sepeda lipat bekas dalam berbagai kondisi.
Selain itu, juga ada suku cadang sepeda
(bekas), pompa hidrolik, sepatu roda (model yang hanya roda yang harus dipasang
ke sepatu sampai in-line-skate) yang bersanding dengan rantai bekas
dan barbel di lapak yang sama. Sementara itu, di sisi kanan jalan Kapasari kita
bisa menjumpai sepatu kulit, kipas angin dan peralatan elektronik rumah tangga,
semuanya dalam model lawas. CD dan kaset asli (bekas) dari dalam dan luar
negeri juga bisa dijumpai di sini.
Gembong 2: Area
Gembong Tebasan
Area ini bisa dibilang sebagai pusat
mode-nya Pasar Gembong, karena sepanjang jalan Gembong Tebasan ini semua
pedagangnya kompak berdagang komoditi sandang, dalam kondisi bekas tentunya.
Tidak seperti area Kapasari dan Ngaglik, lapak di Gembong Tebasan ini rata-rata
tutup jam 5 sore. Jika jeli, disini kita bisa mendapatkan pakaian
bermerek loh (asli tapi bekas, tentu saja). Yah, dengan sedikit kerusakan
atau noda sih, tapi dengan bekal kreatifitas tentu hal seperti itu
tak jadi masalah besar kan? Bagi Anda yang baru masuk dunia kerja
atau sedang butuh kostum untuk pementasan drama, tempat ini juga bisa
jadi jujugan yang bagus karena di sini banyak dijual kemeja
resmi (khususnya kemeja pria) dan beberapa gaun yang bisa dipertimbangkan untuk
kostum drama dengan latar belakang masa lalu. Meskipun Surabaya panas,
tapi sweater dan jaket di sini rasa-rasanya tetap sulit
ditolak…
Gembong 3: Area
Ngaglik
Area Ngaglik sama beragamnya seperti
Kapasari, tapi sejauh pengamatan kami semakin malam semakin ramai. Area ini
juga cenderung lebih ramai di sisi kiri jalan (jika kita datang dari arah
Hi-Tech Mall). Mungkin karena jalan di sini satu arah. Di sisi kiri jalan
tersebut ada satu gang yang cukup luas dimasuki mobil dimana terdapat pula
lapak-lapak pedagang di kanan-kiri jalannya. Jika di Kapasari semua pedagang
konsisten dalam menjajakan jenis barang dagangan, di Ngaglik ini terdapat cukup
banyak pedagang yang berganti-ganti jenis barang dagangan setiap harinya.
Hari ini menjual wajan, beberapa hari
kemudian menjual radio, lalu minggu depannya berjualan komik. Pergantian barang
dagangannya tidak tentu, kadang siklusnya harian, kadang juga mingguan,
tergantung barang apa yang bisa mereka dapatkan. Barang yang mereka gelar dalam
satu lapak sangat beragam, dalam satu gelaran terpal kita bisa menemukan kamera
analog, kaset, tabung reaksi, komik, guci, sambungan pipa dan alat pijat
refleksi. Ada juga penjual yang display barang dagangannya
berupa dua keranjang yang dipikul, di keranjang sebelah kanan terdapat tumpukan
celana jeans, sementara di keranjang sebelah kiri terdapat kipas angin.
Jika malam tiba, pedagang di jalan utama
menjadi bertambah. Selain pengunjung yang membludak sampai memakan separuh
jalan utama, tatanan lapaknya juga lebih rapi.
Barang yang dijual antara lain
barang-barang yang mengeluarkan cahaya (lampu, bekas dan baru), dompet kulit
untuk pria yang bahkan masih ada boks-nya, barang elektronik, handphone bekas
dan aksesorisnya, perkakas dan lain-lain. Barang-barang yang bersifat klenik
seperti keris dan batu akik juga bisa dijumpai di sini. Lucunya, saat siang
lapak klenik ini terletak d sebelah lapak mainan anak-anak. Barang unik yang
juga bisa ditemukan di area Ngaglik ini antara lain radio lama (yang berukuran
besar itu), televisi kecil, walkman, discman, suku
cadang elektronik rumah tangga (misalnya mesin blender yang hanya berupa
mesinnya saja, tanpa wadah airnya), blackberry yang bisa
dianggap sebagai smartphone yang harganya cukup mahal, flash kamera
yang sudah tidak utuh lagi, juga kamera-kamera analog yang bisa didapat dengan
harga 35 ribu sampai 60 ribuan, yang laris biasanya bermerek Canon, Nikon dan
Yasica. Bahkan salah seorang pedagang mengaku kadang bisa mendapatkan kamera
lengkap dengan lensa tele.
Tidak kalah dengan pusat buku bekas di
jalan Semarang, di Gembong area Ngaglik ini kita juga bisa menemukan pedagang
yang menjual komik berseri sekaligus. Bahkan di antara deretan komik ini kami
menemukan pula sejumlah kitab suci dan kartu ucapan serta kantong kertas untuk
angpao, ada juga notes bekas yang sudah separo terisi oleh pemilik aslinya.
Sumber : http://ayorek.org/2013/05/pasar-gembong-kursi-modifikasi-kamera-analog/#sthash.UhAYTcqv.dpuf
Post a Comment